Sekelebat bayang menyelinap penuhi kalbu
Hinggap sejenak kacaukan benak
Nikmat……….nyenyak di jiwa
Hm…jengah sesaat menggoyang lamunan
Bentangan dua alur akankah panjang
Sama mengalir…..terus dan terus……..
tiada yang mampu menguak ruang takdirNya
Tak-lah dirunut tak-kan terurai
Biarkan menyelinap di setangkup harap
Moyang (Adam-Hawa) saja tidaklah tahu kapan bersua
Pasrah berserah pada Sang Kuasa Semesta
Toh dinamika harus direnangi jua (riang….lara….iring-ganti-jalani)
Saat bertemu di lapisan atmosfer bersaput ungu
Mendongak- tengadah, telah lahirkan asa
Lamat-lamat menanti rejeki sukma
Terima kasih cinta, rasa itu ada
Celah direlung dielus selaksanya
Duh …smara, berkah atau tsunami rasakah ?
Meremas naluri dipertahanan sanubari
Walau sambil berlari…………
Biarlah abadi menggenggam keinginan tak pasti
Jagakarsa, Lenteng Agung 01-03-2006
Kiriman Mbak Any mailto:anyretu@yahoo.com
(30 Juni 2006)
Asmara yang hapal, baru “asmara” nya Dewi yull sama Broery P.
Yang ini butuh suasana dan ruang khusus kali ya. :p
Partaput adiknya Parhumbang ya bang? Asmara…memang tak bertepi, jika yang terkena panahnya…bisa berubah menjadi gembira, bahagia dan terkadang tak sedikit yang dilanda duka…lara…bahkan tergila-gila (seperampat gila beneran)